Saturday, June 22, 2013

Indonesia tidak akan Minta Maaf ke Singapura



Jakarta: Pemerintah menyatakan tidak mengirim permintaan maaf formal kepada pemerintah Singapura meski asap akibat kebakaran hutan di Riau mengotori udara negara di selatan Semenanjung Malaka tersebut.


Meski begitu, Indonesia bersama Singapura sudah membuka forum komunikasi untuk bertukar informasi mengenai penanganan kebakaran hutan tersebut.

"Tidak ada permintaan maaf. Saya kira dari pihak Singapura juga mengetahui bahwa itu selama bertahun-tahun kondisi sudah jauh lebih baik dan upaya-upaya pencegahan dari Indonesia telah membuahkan hasil. Namun kali ini atas berbagai alasan situasi dan kondisi kita menyaksikan apa yang kita sedang saksikan," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa usai menghadiri rapat koordinasi persiapan penyelenggaraan APEC di Kantor Menko Perekonomian, Jumat (21/6).

Saat ini, forum komunikasi antar-negara sudah dibuka agar setiap informasi penanganan bisa disampaikan. Menteri lingkungan hidup kedua negara juga akan bertemu untuk membahas upaya pemadaman yang lebih baik.

"Saya kira pemerintah Singapura mengetahui lebih dari siapa pun juga, kita yang lebih ingin masalah ini diatasi. Kan terjadinya di negara kita sendiri. Jadi semangatnya kebersamaan dan kemitraan," lanjut Marty.

Tak hanya dengan Singapura, pemerintah juga membuka pembicaraan dengan Malaysia terkait hal yang sama. Sebab, kondisi di kawasan udara di Johor yang dekat dengan Singapura juga penuh asap kebakaran hutan. Marty mengaku, Duta Besar Indonesia di Kuala Lumpur terus memantau situasi di perbatasan Malaysia-Singapura tersebut.

Marty juga menegaskan, permasalahan kebakaran hutan dan asap adalah permasalahan lintas batas negara. Seperti juga masalah semacam limbah minyak di pantai Timor Barat hingga penyebaran virus SARS, masalah kebakaran hutan perlu penanganan bersama.

"Ini sesuatu yang menjadi realitas internasional saat ini, suatu kejadian yang membawa dampak lintas batas. Yang perlu adalah kita bekerja keras mengatasi inti permasalahan dan kita komunikasi ke internasional langkah-langkah tersebut agar mereka pahami, kita sudah lakukan apa yang harus kita lakukan," tutupnya. (Gayatri)

SUMBER

No comments:

Post a Comment